BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di
dalam Al-Qur`an, Allah memaparkan dengan rinci tentang sifat, moralitas
tertinggi, dan pola pikir khas orang-orang beriman. Perasaan takut kepada Allah
yang menghunjam di dalam kalbu mereka, keyakinan mereka yang tak tertandingi
dan upaya yang tak pernah goyah untuk mendapatkan ridha-Nya, kepercayaan yang
mereka gantungkan kepada Allah, seperti juga keterikatan, keteguhan,
ketergantungan, dan banyak lagi kualitas superior serupa, semuanya disuguhkan
Al-Qur`an. Lebih jauh, di dalam Kitab-Nya, Allah menyanjung kualitas-kualitas
moral semacam itu, seperti keadilan, kasih sayang, rendah hati, sederhana,
keteguhan hati, penyerahan diri secara total kepada-Nya, serta menghindari
ucapan tak berguna.
Seiring
dengan penyajian rinci tentang orang beriman model ini, Al-Qur`an juga bertutur
mengenai kehidupan orang-orang beriman pada masa dahulu dan bercerita kepada
kita bagaimana mereka berdo’a, berperilaku, berbicara, baik di kalangan mereka
sendiri maupun dengan orang-orang lain di luar mereka, dan dalam menanggapi
berbagai peristiwa. Melalui perumpamaan
ini, Allah menarik perhatian kita kepada sikap dan perbuatan yang
disenangi-Nya.
Titik
pandang sebuah masyarakat yang jauh dari moralitas Al-Qur`an (masyarakat
jahiliyah) terhadap tingkah laku yang secara sosial bisa diterima bisa saja
berubah, sesuai dengan tahapan waktu, suasana, budaya, peristiwa-peristiwa, dan
manusianya sendiri. Akan tetapi, perilaku dari mereka yang kokoh berpegang pada
ketetapan hukum Al-Qur`an tetap tak tergoyahkan oleh adanya perubahan kondisi,
waktu, dan tempat. Seseorang yang beriman senantiasa tunduk-patuh kepada
perintah dan peringatan Al-Qur`an. Karena itulah, ia mencerminkan akhlaq
terpuji.
Pada
bagian ini, akan kami perlihatkan sejumlah contoh perilaku yang layak mendapat
penghargaan sesuai penilaian Allah. Akan tetapi, kami tidak menguraikan semua
kualitas perilaku terpuji dari orang-orang beriman yang secara panjang lebar
telah terteradalam Al-Qur`an. Kami hanya memfokuskan perhatian pada moralitas
terpuji yang masih terselubung dengan segala keagungan-keagungannya yang
terpendam.
1.2 .Tujuan
a) Tujuan
penulisan ini adalah untuk menambah wawasan dalam memahami sifat – sifat terpuji
yang terkandung di dalam Al-qur’an.
b) Tujuan
lain dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas berupa makalah pada mata
pelajaran agama islam tentang sifat-sifat terpuji.
1.3.Rumusan
Masalah
Beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah kami ini antara lain :
a)
Apakah pengertian Adil, Ridha dan Amal Shaleh
?
b)
Bagaimana Contoh Perilaku Adil,Ridha dan Amal
Shaleh ?
c)
Apa manfaat yang kita dapatkan apabila kita
menjalankan perilaku Adil,Ridha dan Amal Shaleh ?
1.4.Batasan
Masalah
Batasan-batasan masalah
dalam makalah kami ini antara lain :
a)
Perilaku terpuji yang akan kami bahas yaitu
Adil,Ridha dan Amal shaleh
b)
Pengertian Adil,Ridha dan Amal shaleh
c)
Cara menerapkan perilaku terpuji dalam hal
ini Adil,Ridha dan Amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
d) Manfaat
yang didapatkan apabila menerapkan perilaku terpuji serta bahaya yang dapat
kita terima apabilakitatida menerapkan perilaku terpuji dalam kehidupan kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
ADIL
A.Pengertian Adil
Adil
adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada
pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada
aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja. Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif
terhadap orang lain dalam memberikan hukum, sering diartikan pula dengan
persamaandan keseimbangan dalam memberikan hak orang lain, tanpa ada yang
dilebihkan atau dikurangi. Ada 2 dalil tentang keadilan yaitu Dalil AqliAdil berdasarkan akal pikiran, kita tahu
bahwa tanpa keadilan di dunia, segala sesuatunya tidak akan seimbang
sehingga dapat menjadi masalah besar. Sedangan Dalil
Naqli Q.S. An-Nahl [16] : 90 berbunyi :
1. Mereka yang bersikap adil akan mendapat keamanan di dunia dan akhirat.
1. Mereka yang bersikap adil akan mendapat keamanan di dunia dan akhirat.
2. Apabila orang adil yang
berkuasa, maka keadilan akan memelihara kekuasaannya.
3. Mendapat keridhaan dari
Allah SWT.
4. Mereka yang bersikap
adil tidak akan menzalimi sesama manusia.
5. Mereka yang bersikap
adil akan mendapatkan posisi yang tinggi di dunia maupun akhirat.
6. Keadilan merupakan jalan
menuju surga.
B. AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PERILAKU ADIL
:عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ تعالى عنهما قَالَ
:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
،إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى
مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ
.الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِى حُكْمِهِمْ
وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
Dari
‘Abdillah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata:
Bersabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam: Sesungguhnya
mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Ta’ala, kelak mereka akan berada
di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah ArRahman ‘Azza wa Jalla.
Dan kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang adil
dalam menghukumi sesuatu bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap
orang-orang yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim
Rahimahullahu)
Artinya:
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui”
Artinya:
“(Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku,
berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah
lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan."
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil . Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Artinya:
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat
berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat
demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu
cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu
mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Artinya :
“Dan apabila kalian takut tidak bisa berbuat
adil kepada anak-anak perempuan yang yatim (untuk kalian jadikan istri), maka
nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kalian senangi, dua atau tiga atau
empat. Bila kalian takut tidak bisa berbuat adil, maka nikahilah satu perempuan
saja atau budak-budak kalian. Yang demikian itu lebih membuat kalian tidak
berbuat zhalim”
Artinya
:
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”
Artinya:
“Dan kamu (Muhammad) akan melihat
malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling `Arsy bertasbih sambil memuji
Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan
diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.
C. CONTOH PERILAKU ADIL
a.
Bertindak bijaksana
dalam memutuskan antara orang orang yang berselisih.
b.
Tidak mengurangi
timbangan dan takaran.
c.
Bekerja secara
optimal untuk mengatur berjalannya tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga semua rakyat mendapat keadilan dan
tidak dikurangi haknya.
d.
Belajar secara
maksimal dan sungguh-sungguh agar semua potensi yang telah diciptakan oleh
Allah dalam diri kita dapat berkembang dengan baik
e.
Tolong-menolong dan
bekerjasama dalam kebaikan.
D.Manfaat Bersikap Adil.
a.
Orang yang bersikap
adil akan menyadari bahwa setiap orang harus mempertanggung jawabkan senua
perbuatannya, setiap orang tidak akan menanggung perbuatan dosa orang lain dan
setiap orang akan memperoleh hak yang
sesuai dengan apa yang telah diusahakannnya.
E.Cara Untuk Membiasakan Diri dalam
Berperlaku Adil
a) Menyadari pentingnya keadilan dalam kehidupan
manusia, baik yang menyangkut konsep keteraturan dan keseimbangan alam semesta
maupun yang berkaitan langsung dengan kemasalahatan kehidupan manusia.
b) Memahami nilai-nilai positif yang terkandung dalam
prinsip keadilan, seperti kedamaian dan kenyamanan hidup serta hilangnya
kebencian dan permusuhan di antara sesame manusia.
c) Berusaha mempraktikan perilaku keadilan untuk diri
sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah keadilan terhadap potensi dan
bakat yang diberikan Tuhan untuk ditumbuhkembangkan secara optimal.
d) Berusaha mempraktikan keadilan kepada orang lain,
misalnya dengan bersikap adalah ketika menimbang dan menakar sesuatu/ bersikap
seimbang ketika menilai teman atau rang lain.
Cara supaya adil yaitu
mempunyai iman yang kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT, menguasai ilmu syariat
dan ilmu Aqidah, melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab, ikhlas dan
bertakwa kepada Allah SWT, memiliki pribadi yang mulai (tidak mementingkan diri
sendiri, memiliki belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko).
Bahaya jika tidak adil yaitu tidak adanya keseimbangan dalam kehidupan dunia, dapat menimbulkan perselisihan di berbagai pihak kehidupan bermasyarakat dan bernegara, adanya pihak yang tidak mendapatkan haknya / terjadi pelanggaran HAM dimana-mana.
Bahaya jika tidak adil yaitu tidak adanya keseimbangan dalam kehidupan dunia, dapat menimbulkan perselisihan di berbagai pihak kehidupan bermasyarakat dan bernegara, adanya pihak yang tidak mendapatkan haknya / terjadi pelanggaran HAM dimana-mana.
2.2 RIDHA
A.Pengertian Ridha
Kata
Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti senang,
suka, rela. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh
manusia. Banyak ayat Al- Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap
kebaikan hambanya. Ridha menurut kamus al-Munawwir artinya senang, suka, rela.
Dan bisa diartikan Ridho/rela adalah nuansa hati kita dalam merespon semua
pemberian-NYA yang setiap saat selalu ita rasakan. Pengertian ridha juga ialah
menerima dengan senang segala apa yang diberikan oleh Allah s.w.t. baik berupa
peraturan (hukum) ataupun qada’ atau sesuatu ketentuan dari Allah SWT. Jadi
ridho adalah perilaku terpuji menerima dengan senang apa yang telah diberikan
Allah kepadanya, berupa ketentuan yang diberikan kepada manusia. Ada 2 dalil
tentang keridhaan yaitu Dalil AqliMenurut
akal pikiran, tanpa adanya ridha, manusia tidak akan bisamenerima segala
ketentuan-ketentuan Allah yang telah ditetapkanbaginya, sehingga segala sesuatu
yang terjadi di muka bumi ini tidak akan berjalan dengan baik.
Q.s At-Taubah Ayat ke 96
يَحْلِفُونَ لَكُمْ
لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَرْضَى عَنِ
الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (96)
Artinya:
Mereka
akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya
kamu ridha kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang
yang fasik itu. (9: 96)
Sikap rida merupakan sikap
yg terpuji. Kata rida artinya dapat disamakan dg rela atau ikhlas, tulus hati,
suci, murni. Pengertian ikhlas menurut istilah adalah mengerjakan sesuatu
perbuatan yg baik dg niat hanxa karena Allah Swt. dan hanya mengrarapkan
ridha-Nya. Sikap ikhlas senantiasa harus kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
B.Macam-Macam
Sikap Ridha
1.
Rida kepada Allah Swt.
Rida kepada Allah Swt.
berarti menerima dg sepenuh hati bahwa Allah Swt. adalah tuhan sekalian alam yg
harus kita sembah dan tidak menyekutukan-Nya.
2. Rida kepada agama Allah Swt.
2. Rida kepada agama Allah Swt.
Rida terhadap agama Allah
Swt. berarti menerima dg sepenuh hati agama Allah Swt. yg berisi aturan-aturan
yg harus kita laksanakan dengan sepenuh hati dan larangan-larangan yang harus
kita tinggalkan dengan penuh keikhlasan.Sikap ikhlas berhubungan dg niat
seseorang ketika mengerjakan suatu, pekerjaan. Ikhlas atau tidaknya
seseorang berniat melakukan sesuatu pekerjaan sangat ditentukan oleh niatnya.
Apabila seseorang berniat melakukan sesuatu karena Allah Swt. dan mengharapkan
rida-Nya, maka hatinya berarti ikhlas. Sebaliknya apabila niatnya bukan karena
Allah dg mengharap pujian, sanjungan dan imbalan Berarti hatinya tidak
ikhlas.
3.Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
3.Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk
mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan
dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua
nilai dan syari’ah Islam.
Ayat Al -Qur'an tentang Ridho dalam beribadah
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
(6)
Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun
di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[710]. Semuanya
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).(Q.S.Hud :6)
[709].
Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk
Allah yang bernyawa.
[710]. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. Dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim
[710]. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. Dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ
مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا
وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (273)
(Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya
karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengatahui.(Q.S.Al-Baqarah : 273)
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ
يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67)
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan
(harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Q.S.Al-Furqon
:67)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ
يُطْعِمُونِ (57)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari
mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (Q.S.Ad-Dzaariyaat
: 56-57)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى
غِنَى النَّفْسِ
R.a; dari nabi SAW beliau bersabda :Bukanlah
yang kaya itu bukan yang kaya materinya,akan tetapi yang disebut kaya itu
adalah kaya hati. (H.R.Bukhari,Muslim)
4. Ridha terhadap
taqdir Allah.
Ada dua sikap utama bagi
seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan
sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah
keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan
ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari
kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah.
Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan
menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu
tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha
ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin
mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
5.Ridha terhadap perintah
orang tua.
Ridha terhadap perintah
orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena
keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, sebagaiman perintah
Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14. Bahkan Rasulullah bersabda : “Keridhaan
Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang
tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga
untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang
tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka
Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.
6. Ridha terhadap
peraturan dan undang-undang Negara
Mentaati peraturan yang
belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk
ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan
ketertiban sosial. sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam Q.S.
an-Nisa:59. Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama
dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan
umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Termasuk dalam ridha
terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan
sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang
tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian
mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
C.
Contoh perilaku ridha
a) Menjalankan
dan beribadah kepada Allah Swt.
b) Sabar
dalam menghadapi cobaan.
c) Selalu
berharap kepada Allah Swt.
d) Contoh
Perilaku Dalam Kehidupan Sehari-Hari (Dikutip dari kisah para sahabat
Rasulullah saw). Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a melihat Ady bin Hatim
bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”.
Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh
dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata,
“Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap takdir Allah SWT maka takdir itu tetap
berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahala-Nya, dan barang siapa tidak ridha
terhadap takdir-Nya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus
amalnya”.
D.Manfaat
menjalakan sifat Ridha dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat suatu keridhaan yaitu Dengan ridho umat manusia akan
Manfaat suatu keridhaan yaitu Dengan ridho umat manusia akan
Ø menimbulkan
rasa optimis yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan di masa depan
dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau, orang yang berhati ridho
atas keputusan-keputusan Allah SWT,
Ø hatinya
menjadi lapang,
Ø dan
jauh dari sifat iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak/rakus,
Ø ridho
akan menumbuhkan sikap husnuz zann, terhadap ketentuan-ketentuan Allah,
sehingga manusia tetap teguh iman dan amal shalehahnya,
Ø dengan
ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di tiap satu
kesulitan ada dua kemudahan, dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih
terhadap sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah SWT.
Cara
supaya Ridha :1. Bersikap tawakkal dan sabar dalam menghadapi cobaan yang
diberikan oleh Allah swt.2. Menerima dengan ikhlas cobaan yang diberikan dan
tetap berusaha untuk menjadi yang lebih baik serta mengambil hikmah dan cobaan
tersebut. 3. Percaya kepada takdir Allah swt. Sedangkan bahaya jika tidak ridha
akan menimbulkan segala perbuatannya tidak di Ridha’i oleh Allah swt, mudah
terjadi perselisihan antara manusia, manusia tidak akan bisa menerima segala
ketentuan-ketentuan Allah swt.
2.3 AMAL
SALEH
A.Pengertian Amal Saleh
Pengertian
Amal Saleh artinya perbuatan yang baik. Beramal shaleh artinya melakukan
hal-hal positif secara kreatif. Amal diartikan sebuah proses. Amal saleh
diartikan sebuah proses yang baik sehingga menghasilkan sesuatu yang baik.
Memperbanyak amal saleh berarti banyak jalan/cara yang baik (halal) untuk
memperoleh sesuatu yang baik. Ada 2 dalil yaituDalil aqliberdasarkan
logika, tanpa adanya amal-amalan shaleh, manusia akan terus-menerus berbuat
kejahatan, yang akhirnya membuat dunia binasa dan di penuhi oleh orang-orang
yang berbuat kerusakan. Sedangkan Dalil NaqliQ.S.
Al-A’Raf *7] : 42 Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya. Mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya.”
Q.s An-nahl Ayat 97-102:
Dorongan untuk beramal saleh, keutamaan membaca Al Qur’an dan mentadabburi
maknanya, waspada terhadap was-was setan dan penjelasan hikmah dari
diturunkannya Al Qur’an.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٩٧) فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (٩٨) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ
سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٩٩)
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ
مُشْرِكُونَ (١٠٠) وَإِذَا بَدَّلْنَا آيَةً مَكَانَ آيَةٍ وَاللَّهُ أَعْلَمُ
بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مُفْتَرٍ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا
يَعْلَمُونَ (١٠١) قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ
لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (١٠٢
Terjemah Surat An Nahl Ayat
97-102
97. Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik[1] dan akan Kami beri balasan
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan[2].
98. Maka apabila engkau (Muhammad) hendak
membaca Al Quran[3], mohonlah perlindungan kepada Allah
dari setan yang terkutuk[4].
99. Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh
terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya[5].
100. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang
menjadikannya pemimpin[6] dan terhadap orang yang
mempersekutukannya dengan Allah.
101. [7]Dan apabila Kami mengganti suatu ayat
dengan ayat yang lain[8], padahal Allah lebih mengetahui apa
yang diturunkan-Nya, mereka berkata, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) hanya
mengada-ada saja.” Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui[9].
102. Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril)[10] menurunkan Al Quran itu dari
Tuhanmu dengan benar[11], untuk meneguhkan (hati) orang yang
telah beriman[12], dan menjadi petunjuk[13] serta kabar gembira[14] bagi orang yang berserah diri
(kepada Allah).”
B.Yang termasuk perbuatan amal saleh diantaranya :
1). Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan pahala karena memberikan
manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat ibadah.
2). Amar Ma’ruf : menyeru atau mengajak orang untuk berbuat kebaikan, baik
secara lisan maupun dengan memberikan contoh tauladan dalam bentuk perbuatan
langsung.Firman Allah SWT yang artinya :
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali-Imran ; 104)
3). Berbakti kepada
orang tua
Keharusan
berbakti kepada orng tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional,
mengingat sedemikian besar jasa ibu dan bapak dalam merawt dan
menjaga anak-anak sejak dari kandungan hingga dewasa. Sesuai dengan firman
Allah yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia” (QS. Al-Israa 23 )
3. Amal saleh
kepada Allah seperti:
1). Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah dan mengahirinya dnegan
Hamdalah
2). Brniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan baik yang hendak
kita lakukan dan jangan lupa berfikir dengan matang dan benar
3). Disiplindalam bribadah dan beramal shaleh serta berdasarkan ilmu
4). Selalu berzdikir dan berdoa kepada Allah setelah berusaha dan
berikhtiar
5). brtawakal dan bersabar serta bersyukur kepada Allah
4. Amal shaleh terhadap diri sendiri misalnya :
1). Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah
2). Tidak membiarkan diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan, kehancuran
seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok, merampok dan
lain-lain
3). Saling membantu dan mengurangi penderitaan orang lain karena
Allah
4). Menjauhkan sikap tercela seperti : buruk sangka, iri, dengki,
kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
5). Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis, penakut,
tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek lainnya
5. Berikut perbuatan amal saleh yang perlu kita tingkatkan
untuk memajukan umat Islam saat ini
1.) Disiplin dalam
belajar,
Tugas
seorang pelajar adalah belajar dengan ttekun. Dalam hal ini para pelajar
dituntut untuk bekerja keras, dalam membaca dan menelaah pelajaran. Orang yang
senang membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak. Belajar hendaknya
dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik (negatif), seperti permainan, video
game, kenakalan remaja atau hal-hal lain yang kurang baik bagi seorang pelajar.
Sebab pelajar yang sudh mengenal pergaulan diluar rumah yang negatif akan
berakibat fatal. Mereka akan mengabaikan pelajaran di sekolah.
Dalam
hal ini orang tua mempuyai pranan yang sangat penting . Mereka harus dapat
mengarahkan anak-anaknya agar gemar mambaca hal-hal yang positif dan melarang
membaca yang berbau negatif, seperti bacaab pornografi dan lainnya. Orang tua
harus mempunyai sikap wspad di dlam mengawsi putra putrinya yang msih duduk di
bangku sekolah. Karena pada masa sekarang banyak pelajar yang tidak
menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka sudah mengenal dunia diluar
sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar para pelajar jangan mudah
tekena pengaruh arus diluar sekolah seperti, narkoba, minuman keras, pergaulan
bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa depan bangsa dan
negaranya.
2). Disiplin dalam bekerja
Disiplin
dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang
muslim harus disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak mengandalkan orang
lain, atau bermalas-malasan sambil menentukan uluran tangan orng lain.
Rasulullah SAW, memberikan contoh, sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha
sendiri dan penghidupan yang bersumber dari penghasilan itu. Oleh karena itu
hendaklah rajin dan disiplin dalam bekerja, agar mendapat kesejahtaraan dan
kebahagiaan hidup dengan tidak lupa mengingat Allah swt.
Maksud
disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Misalnya, seorang bekerja di perusahaan maka ia harus mentaati semua peraturan
sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Atau kita berusaha ssendiri
dengan kerja keras dan penggunan waktunya diatur. Dengan demikian akan
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang kurang
disiplin dalam bekerja maka akan merugikan diri sendiri dan merugikan perusahaan.
Seseorang
yang giat bekerja mempunyai tujuan atau angan-angan, seakan-akan hidup
selama-lamanya. Jadi setiap hari ia mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan
usaha atau pekerjaannya.
3). Disiplin dalam
berlalulintas
Untuk
mencapai ketertiban di jalan raya, semua pengguna jalan hendaknya, mempunyai
kesadaran untuk mentaati peraturan lalulintas, dalam bentuk rambu-rambu lalu
lintas. Untuk menghidari kecelakaan hendaknya jangan kebut-kebutan, jangan
emosi, jangan ceroboh, taati rambu-rambu. Begitu juga dalam melengkapi
surat-surat kendaran. Seperti SIM, STNK,
Hubungannya
dengan lalulintas pemerintah mengeluarkan undang-undang lalu lintas dan
angkutan jalan No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan para pemakai jalan di
Indonesia yang makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan, angka
pelanggaran, maupun angka kecelakaan.
4). Disiplin dalam beribadah.
Manusia
sebagai makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untukl
berfikir hingga dpat membedakan antara ang benar dengan yang salah, bahkan
untuk mengelola alm semesta. Maka sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan diri
kepada Allah, atau bersyukur dengan meningkatkan ibadahnya kepada Allah.
Manusia
mengemban amanat yang paling besar yaitu amanat aibadah dan amanat sebagai
khalifah. Amanat ibadah artinya manusia wajib menyembah serta tunduk dan patuh
hanya kepada Allah swt, sebagaimana Firman-Nya yang artinya : “Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus”. (QS. Al-Bayyinah ; 5 )
Dengan
demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib berhubungan kepada Allah utnuk
mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti mengerjakan shalat,
menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya.
5. Disiplin dalam masyarakat
Hidup
bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya, setiap
mnusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karnanya setiap manusia memiliki
watak dan ingkah laku yang berbeda, naum dengan bemasyarakat mereka tentu
memiliki norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan serta peraturan yang
disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai. Asebagai bangsa Indonesia
yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita harus mentaati dan
mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku pada
masyarakat kita.
Sesuai
dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota masyarakat ingin lebih mengutamakan
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sekiranya tidak ada aturan yang mengikat
dalam kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh agama,
niscaya kehidupan masyarakat akan kacau balau, karena setiap pribadi dan
kelompok akan membanggakan diri pribadi dan kelompoknya masing-masing.
Berdsarkan
kenyataan ini agama Islam menegaskan bahwa manusia yang paling berkualitas
disisi Allah, bukanlah karena keturunan atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan
ketakwaannya. Ketakwaan merupakan perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi
dalam mematuhi perintah Allah. Ketakwaan adalah harta pusaka yang tidak dapat
diwariskan melalui garis keturunan.
Agama
Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan didalamnya
terdapat komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi berbeda-beda. Manakala
salah satu komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu akan rusak atau binasa.
Hadits Nabi menegaskan yang artinya : Seorang mukmin dengan mukmin
yang lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian
lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari
tangan sebelah lainnya. ( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi)
6. Disiplin dalam penggunaan
waktu
Dalam
menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama, waktu yang sudah berlalu
tidak mungkin akan kembali lagi. Demikian pentinganya arti wakti sehingga
berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan “waktu adalah uang”
. Peribahasa arab menyatakan: waktu adalah bagaikan pedang
dan waktu adalah emas. Kita orang Indonesia menyatakan sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.
Seandainya
seorang siswa yang pada waktu belajar di rumah masih terus bermain-main dan
pada waktu tidur ia gunakan untuk begadang semalam suntuk, tentu hidupnya
menjadi tidak teraur. Karena ia tidak pandai menggunakan waktu dengan tepat.
Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara berdisiplin dlam merencanakan,
mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan kepada kita tanpa dipungut
biaya.
C.Manfaat
Amal Shaleh
Manfaat-manfaat
dari amal saleh adalah orang yang melakukan amal shaleh akan lebih dekat oleh
Allah SWT, orang yang melakukan amal shaleh akan teguh imannya, terciptanya
ketenangan dan kenyamanan sehingga kebersamaan di antara kita dalam menjalani
hidup dapat terwujud, akan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Cara Supaya
berAmal Saleh : 1. Menolong sesama hidup dan tidak mengharapkan suatu imbalan
dalam melakukan suatu perbuatan. 2. Dalam pelaksanaan amal shaleh , harus
dilandasi dengan sikap ikhlas dan rela berkorban. 3. Suci dalam pikiran,
perbuatan dan perkataan.
D.Bahaya
Apabila tidak Melakukan Perilaku Amal Shaleh
Bahaya
jika tidak beramal saleh adalah orang-orang selalu ragu dalam mensikapi masalah
ketentuan rizki, orang mempunyai teman untuk mencurahkan rahasia dan mengadukan
permasalahannya kepadanya, namun teman mereka itu tidak dapat menyimpan rahasia
dan tidak mau saling menolong, sibuk mengurus kesalahan orang lain (istighalu
bi uyubil khalqi). Mencari-cari dan membuka aib atau kesalahan orang lain
termasuk akhlak tercela yang merusak amal saleh yang telah diperbuat.
Keras
hati (qaswatul qulub). Kondisi keras hati akan menimpa seorang mukmin jika
dirinya tidak dapat menghindar sifat-sifat buruk seperti riya, takabur dan
hasud. Termasuk keras hati adalah tidak mau menerima kebenaran dan nasihat
baik. Cinta dunia (hubbud dunya), yakni menjadikan harta dan kedudukan atau hal
duniawi lainnya seperti pujian dan popularitas–sebagai tujuan, bukan sarana.
Tidak punya rasa malu (qillatul haya) sehingga merasa ringan dan tanpa beban
saja ia melanggar aturan Allah (maksiat). Setiap mukmin pasti punya rasa malu,
karena malu memang sebagian dari iman (hadis), utamanya malu kepada Allah SWT.
Rasa malu akan mendorong perbuatan baik. Sebaliknya, ketiadaan rasa malu akan
mendorong orang berbuat sekehendak hati tanpa mengindahkan syariat-Nya. Panjang
angan-angan (thulul amal), yakni sibuk berangan-angan, berkhayal, tanpa usaha
nyata. Berbuat aniaya (zhalim), yakni
perbuatan yang mendatangkan kerusakan bagi diri sendiri dan orang lain, tidak
proporsional, dan melanggar aturan. Berbuat dosa termasuk aniaya, yakni aniaya
terhadap diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
A.
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan keadilan adalah Allah SWT selalu mengawasi tindakan atau
perbuatan manusia, Allah juga melarang umatnya berbuat sewenang-wenang yang
tidak disenangi dan Allah memerintahkan umatnya untuk berbuat adil, ridha, dan
beramal saleh kepada sesama manusia karena hal itu akan mendekatkan diri kepada
ketakwaan. Ketiga perbuatan itu sangat berguna bagi pribadi, keluarga,
kelompok, dan manusia secara keseluruhan.
B.
Adil adalah memberikan hak kepada orang yang
berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada
tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, Ridha ialah menerima dengan senang segala apa yang
diberikan oleh Allah s.w.t. baik berupa peraturan (hukum) ataupun qada’ atau
sesuatu ketentuan dari Allah SWT. Jadi ridho adalah perilaku terpuji menerima
dengan senang apa yang telah diberikan Allah kepadanya, berupa ketentuan yang
diberikan kepada manusia.dan melakukan hal-hal positif secara kreatif. Amal
diartikan sebuah proses. Amal saleh diartikan sebuah proses yang baik sehingga
menghasilkan sesuatu yang baik. Memperbanyak amal saleh berarti banyak
jalan/cara yang baik (halal) untuk memperoleh sesuatu yang baik
C. Manfaat
berperilaku Adil,Ridha dan amal shaleh yaitu menyadari bahwa semua orang harus
mempertanggung jawabkan semua perbuatannya,hatinya menjadi lapang,menimbulkan
sifat optimis dan menjauhkan dari irih hati.
3.2
SARAN
Perlu
adanya rasa kesadaran dalam diri kita
bahwa berbuat baiklah dalam hidup karena dengan berbuat baiklah banyak
hal yang bisa kita petik selain itu dapat menjauhkan kita dari siksa api
neraka, karena salah satu dosa besar yang kita dapatkan apabila kita mengabaiakan
atau bahakan tidak melakukan perbuatan baik terhadap sesama manusia.
Daftar
Pustaka
Syamsuri.2007.Pendidikan Agma Islam untuk SMA Kelas
XII. Jakarta.Erlangga
Tiarani.2013.Perilaku Terpuji.http://tiaranidelapan.blogspot.com/2013/10/perilaku-terpuji-adil-ridha-amal-saleh.html.diakses
tanggal 08 agustus 2014.
Salwint.al-quran Berperilaku Terpuji.http://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/rpp-smt-i-al-quran/berprilaku-terpuji-adil-ridho-dan-amal-shaleh/.diakses
tanggal 08 Agustus 2014
Isna.2012.Perilaku Ridha.http://isna2464.blogspot.com/2012/11/perilaku-ridha-pengertian-contoh.html.diakses
tanggal 08 Agustus 2014.
Paloh,Nawar.2012.PerilakuTerpuji.http://nawar-paloh.blogspot.com/2012/09/ridhaadil-dan-amal-shaleh.html.diakses
tanggal 08agustus 2014.
Rachmat,Adika.2012.AyatAl-qur’an.http://adika-rachmat.blogspot.com/2012/03/ayat-al-quran-tentang-ridho-dalam.html.diakses
tanggal 08 Agustus 2014.
2013.Tafsir Al’quranhttp://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nahl-ayat-97-110.html.diakses
tanggal 08 agustus 2013.
Ridhowaldi.2012.Amal Shaleh.http://ridhowaldi.blogspot.com/2012/11/amal-saleh.htmlDiakses
tanggal 08 agustus 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar